Saya hanya bisa pasrah dengan peristiwa yang terjadi hari ini. Baru saja saya kedatangan pejabat yang terhormat. Wakil rakyat. Entah karena merasa telah mewakili rakyat, ia selalu kelaparan. Jatah makan sehari untuk keluargaku yang dimasak istriku dimintanya. Dengan dalih, ia bersama kawan-kawannya perlu makan bersama untuk mengiringi sebuah acara seremonial.
Padahal sebelumnya, ketika saya melintas sebuah toko oleh-oleh, ia bersama rombongannya belanja makanan yang cukup banyak. Makanan berkelas itu ditampung di mobil plat merah. Dengan jas kehormatnanya yang berwarna hitam, ia usung keranjang makanan yang bikin ngiler orang miskin seperti kebanyakan rakyat kita. Padahal di Yogyakarta, rakyat pada bergumul mencari selamat karena letusan gunung Merapi, dan menghindar dari amukan badai laut bagi rakyat Mentawai.
Tidak lama kemudian, datang preman yang perkasa di rumahku. Ia tidak butuh makanan atau minuman. Ia hanya butuh sedikit uang untuk membeli rokok. Saya pun merogoh kocek agar ia lekas pergi.
Jadi tidaklah salah jika saya dan istriku hanya bisa pasrah, apa yang akan terjadi selanjutnya?
(Ali Shodiqin)
Ini situs CERPEN HEBAT. Sudah cerita pendek, Hemat, hebat lagi! Dari yang sedikit ini diharapkan bisa memberi manfaat kepada semua pembaca.CERPEN HEMAT CERPEN HEBAT, CERPEN HEBAT CERPEN HEMAT, Benar-Benar CERPEN HEBAT.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Usia SMA/SMK : 4 Strategi Orang Tua Kuatkan Komunikasi dengan Remaja
SAHABAT KELUARGA- “Ide bahwa anak adalah sumber pasif yang mudah dibentuk oleh orangtua mereka adalah hal yang terlalu dibesar-besarkan...
-
Di tengah kampung yang padat, Sutini merawat dua anaknya, laki dan perempuan. Sang suami kerja di perantauan, pulang dua bulan sekali. Hari-...
-
Menganggur setelah menikah tentu bukan pilihan yang bagus. Termasuk Fandi yang istrinya telah hamil. Merasa memiliki tanggungan dan malu kep...
-
Senja itu, Payjo baru saja pulang dari extrakurikuler Pramuka. Habis ganti baju dan menaruh topi pramuka di kamarnya, dia mengawasi pemandan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar