Jumat, 14 Januari 2011

Mangga Jatuh

Hari Minggu, sebuah keluarga kaya berlibur. Dalam perjalanan, mereka sepakat untuk berhenti di hamparan kebun yang banyak ditumbuhi pohon mangga yang tengah berbuah. Mereka menggelar tikar di bawah pohon mangga yang sejuk untuk makan-makan.

”Yah, kebun ini indah. Milik siapa ya?” Tanya sang anak pada ayahnya.

”Ayah tidak tahu. Pastinya, yang punya kebun ini orang kaya!” Jawab ayahnya.

Tiba-tiba datang seorang pria bersama anaknya. Ayah dan anak yang baru datang itu berteduh di bawah pohon mangga sebelahnya. Sang anak bahkan memanjat dan mengambil beberapa buah yang matang. Mereka mengupas mangga dengan sabit dan memakannya.

”Yah, mereka orang miskin ya, kok ambil mangga orang sembarangan!” Komentar sang anak orang kaya dengan berbisik.

”Mungkin gelandangan!” Ayahnya menimpali. Maklum orang yang baru datang itu bajunya ala penyabit rumput.

”Pasti mereka iri melihat kita bisa makan-makan di sini!” Sang anak takabur.
Sang ayah dan ibunya hanya senyum-senyum.

Sejurus kemudian di dekat keluarga yang sedang liburan itu jatuh sebuah mangga matang.

”Yah, boleh tidak saya ambil?” Tanya sang anak.

”Boleh!” Jawab ayahnya.

Keluarga kaya itu gembira makan mangga jatuh.

”Kriing....!” Terdengar suara handphone.

Ternyata dari bawah pohon mangga sebelah.

”Okey Pak. Saya sudah menunggu di kebun. Hari ini Bapak bisa membeli buah mangga saya semuanya untuk dikirim ke Jakarta!” Terdengar ucapan pria itu sambil memegang handphone di telinganya.

Keluarga kaya pada bengong. Terdiam. Mereka segera mengemasi barang-barangnya dan kembali ke mobil tanpa berkomentar apa-apa.

(Ali Shodiqin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Usia SMA/SMK : 4 Strategi Orang Tua Kuatkan Komunikasi dengan Remaja

SAHABAT KELUARGA- “Ide bahwa anak adalah sumber pasif yang mudah dibentuk oleh orangtua mereka adalah hal yang terlalu dibesar-besarkan...