Jumat, 14 Januari 2011

Ada Bayi Di Kelas Saya

Aku serius mengerjakan lembaran test di bangku meja paling belakang. Suasana ribut dari kawan-kawan di kelas itu saya anggap sebagai musik saja. Ada yang jalan-jalan cari contekan. Ada yang diam saja dapat contekan. Ada menelepon pacarnya di rumah, walaupun jawabannya sama saja, tidak tahu isinya. Bahkan ada yang membuat kocokan seperti arisan, mana yang jatuh itulah jawabannya. Suasana ujian kenaikan kelas itu seperti suasana reuni. Kami bisa bersua bersama teman-teman sekelas ketika sedang test saja. Setelah test berlalu, kami tidak lagi pernah ketemu, kecuali pada test semester berikut.

Kelas kami sungguh istimewa. Di kelas kami ada hadir penghuni yang masih imut. Seorang bayi baru berumur delapan bulan. Dia bersama ibunya yang juga anggota kelas ini. Ia sedang lucu-lucunya, digendong ke sana kemari, seperti boneka. Digendong bergantian dengan oleh teman-teman lainnya. Sang bayi seperti cengengesan menyaksikan teman ibunya yang sedang mengerjakan test tanpa berpikir sama sekali.

Ohoi, sebuah kelas yang ada di dunia dongeng. Namun hal ini saya sebuah keniscayaan saja. Seperti air mengalir, untuk mengejar selembar pengakuan. Sebagai orang-orang tua yang melanjutkan sekolah. Konon sebuah kelas untuk orang-orang yang kurang beruntung. Untuk apa?

(Ali Shodiqin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Usia SMA/SMK : 4 Strategi Orang Tua Kuatkan Komunikasi dengan Remaja

SAHABAT KELUARGA- “Ide bahwa anak adalah sumber pasif yang mudah dibentuk oleh orangtua mereka adalah hal yang terlalu dibesar-besarkan...