Seorang anak lahir di kampung itu. Sebuah kampung pinggiran tapi penuh dinamika. Sebagaimana kampung lainnya, terkadang kemiskinan menggejala dengan tidak diimbangi kepedulian yang lain.
Seperti anak itu, ia menghuni gubuk reot yang berdiri di antara dua gedung megah tetangga. Tak ada sentuhan nurani dari mereka walaupun sekedar sebatang tiang agar rumah itu tidak miring.
Usia remaja memaksanya harus pergi merantau, meninggalkan sang Ibu yang tua, kerja serabutan. Kerasnya negeri orang menempa jiwanya hingga ia pulang kembali seperti seorang pendekar. Layaknya seorang Malin Kundang. Walaupun ia tidak bergelimang uang, tapi ia menemukan dirinya dewasa. Walaupun masih miskin, ia tampak sahaja dan berwibawa.
”Kemana ibuku, Pak Lurah?” Tanya anak rantau itu pada Pak Lurah yang tampaknya sudah berganti, setelah ditemukan rumahnya yang sudah rata. ”Kemana pula rumahku?”
”Maaf Nak, ibumu sudah meninggal dunia. Rumahmu disertifikatkan orang lain. Saya kurang tahu awal kejadiannya,” Pak Lurah menjelaskannya dengan rasa khawatir, takut menghadapi kemarahannya dan sekaligus kasihan.
Anak itu terisak pelan. Tak ada kata yang keluar dari lisannya. Dari keterangan Pak Lurah, pernah ada peristiwa yang membuat desanya kacau. Ibunya meninggal secara wajar, tapi penduduk-penduduk sekitarnya terlibat kekacauan yang sulit dijelaskan. Sebuah kekacauan yang berlangsung lama sehingga melumat peradaban.
(Ali Shodiqin)
Ini situs CERPEN HEBAT. Sudah cerita pendek, Hemat, hebat lagi! Dari yang sedikit ini diharapkan bisa memberi manfaat kepada semua pembaca.CERPEN HEMAT CERPEN HEBAT, CERPEN HEBAT CERPEN HEMAT, Benar-Benar CERPEN HEBAT.
Jumat, 14 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Usia SMA/SMK : 4 Strategi Orang Tua Kuatkan Komunikasi dengan Remaja
SAHABAT KELUARGA- “Ide bahwa anak adalah sumber pasif yang mudah dibentuk oleh orangtua mereka adalah hal yang terlalu dibesar-besarkan...
-
Di tengah kampung yang padat, Sutini merawat dua anaknya, laki dan perempuan. Sang suami kerja di perantauan, pulang dua bulan sekali. Hari-...
-
Menganggur setelah menikah tentu bukan pilihan yang bagus. Termasuk Fandi yang istrinya telah hamil. Merasa memiliki tanggungan dan malu kep...
-
Senja itu, Payjo baru saja pulang dari extrakurikuler Pramuka. Habis ganti baju dan menaruh topi pramuka di kamarnya, dia mengawasi pemandan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar