Minggu, 15 Mei 2011

Politikus Warisan Meneruskan Tradisi

“Pilih kami! Kami akan jujur, peduli dan bersih!” Teriaknya lantang.
Dengan berapi-api ia berorasi di depan khalayak, di depan media elektronik, di depan wartawan surat kabar, bahwa dirinya hendak memberantas korupsi jika kelak terpilih jadi wakil rakyat. Ia akan jujur, akan adil, akan peduli, akan bersih, dll. Ia mewakili ribuan temannya yang serupa namun tak sama. Sekarung amplop berisi uang pun disebarkannya untuk mencapai semuanya dengan dalih mewakili rakyat.

Seorang yang lain, mewakili orang-orang sepertinya, mengeluarkan segepok uang kepada petinggi kabupaten, provinsi maupun pusat, agar diterima jadi PNS, dengan harapan ia akan menata hidupnya dan mengabdi dengan tulus melayani rakyat.
Tak ada eiforia, kegembiraan meluap, sujud syukur spontan di sembarang tempat, manakala diumumkan mereka benar-benar terpilih. Justru tiba-ti ba mereka teringat sebuah nilai uang yang sudah hilang.

“Jika kesempatan ini tidak diambil, tentu orang lain yang mengambilnya!” Sang wakil rakyat dan abdi rakyat itu berbisik. Mereka akhirnya terbawa arus, mewarisi kebobrokan-kebobrokan dan melanjutkan tradisi yang sudah ada. Sebuah tradisi yang tampak benar karena sudah terbiasa dilakukan secara berjamaah dan diketok palu orang yang memiliki semangat keserakahan yang sama. (Ali Shodiqin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Usia SMA/SMK : 4 Strategi Orang Tua Kuatkan Komunikasi dengan Remaja

SAHABAT KELUARGA- “Ide bahwa anak adalah sumber pasif yang mudah dibentuk oleh orangtua mereka adalah hal yang terlalu dibesar-besarkan...