Minggu, 16 Mei 2010

Antara Dua Gelas Minuman

Di sebuah pesta khitanan anak tetangga, saya hadir dan turut makan minum di sana karena memang diundang. Ketika saya minum segelas teh, tiba-tiba saya butuh sesuatu hingga harus keluar ruangan.

”Saya titip ini ya,” kataku pada seseorang yang duduk di sebelahku.

”Ya Mas!” Jawabnya.

Saya keluar sebentar, tidak lama kemudian saya kembali lagi.

Ketika saya hendak minum teh, terlihat di dalam teh ada segumpal debu yang kotor. Tampaknya kejatuhan kotoran dari atap. Saya urung mengambil teh, tapi saya hendak meraih sebuah air bening yang masih utuh di dekat gelas teh.

“Jangan ini Mas!” kata orang yang saya titipi tadi.

”Mengapa?”

”Ini milik orang lain yang belum tentu ia merelakannya. Sedangkan teh itu walau pun kotor, jelas itu milikmu sendiri!” Jawabnya.

”Mengapa begitu?” Aku belum mengerti.

”Teh kotor itu milikmu, kita masih berharap Tuhan mengampuni kesalahan kita karena minum teh kotor. Sedang air bening itu, jika diminum kita harus minta kerelaan pemiliknya. Padahal belum tentu kita nanti ketemu orangnya. Atau jika ketemu, belum tentu dia rela. Itu berarti kita dosa dua kali!”

Aku tertegun. (Ali Shodiqin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Usia SMA/SMK : 4 Strategi Orang Tua Kuatkan Komunikasi dengan Remaja

SAHABAT KELUARGA- “Ide bahwa anak adalah sumber pasif yang mudah dibentuk oleh orangtua mereka adalah hal yang terlalu dibesar-besarkan...