Selasa, 29 Juni 2010

Rumah Permak

Orang begitu saja memberi nama rumah permak. Sebuah rumah tempat berkumpul anak muda. Siapa saja setelah singgah sebentar di rumah itu, bisa berubah total. Berubah segalanya, seperti dipermak.

Seorang preman menjadi manis tampilannya, makin modis tapi makin sadis. Ia bak Firaun atau Qorun. Seorang penjilat makin lihai otaknya dan makin rakus. Seorang ustadz menjadi seorang pendalil yang merekayasa halalnya suap menyuap dan korupsi. Sudah pasti ia menjadi kaya raya. Seorang pesuruh makin taat pada koruptor dan makin gemuk saja. Seorang yang bermuka dua makin banyak muka. Sudah pasti makin memuakkan.

Ciri-ciri orang yang sudah pernah singgah di sana adalah suka ’bolo-bolonan’ seperti anak kecil. Siapa yang tidak sepaham akan disingkirkan dari pertemanan.

Dilan adalah contoh nyata orang jujur yang tidak mudah terpengaruh rumah permak. Karena keteguhannya pada kebenaran ia tersingkir dari temannya. Tapi rupanya ia telah matang dalam memilih. Ia memilih menyingkir dari rumah permak itu.

Seseorang yang semula menganggap dirinya kotor bertanya tentang alasan Dilan menyingkir.

“Mas Dilan, kenapa kau menyingkir?” Tanya temannya.

”Tentu saja kawan. Aku khawatir kelak ditanya Tuhan, siapakah teman-temanmu di dunia?” Jawab Dilan.

”Begitu fatalkah soal berteman ini?”

”Ya. Jika kawan-kawanku buruk akhlaknya, tentu aku akan menjadi bagian dari mereka. Seperti polisi yang menangkap penonton sabung ayam, walaupun bukan pelakunya, ia akan dijebloskan penjara juga.” (Ali Shodiqin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Usia SMA/SMK : 4 Strategi Orang Tua Kuatkan Komunikasi dengan Remaja

SAHABAT KELUARGA- “Ide bahwa anak adalah sumber pasif yang mudah dibentuk oleh orangtua mereka adalah hal yang terlalu dibesar-besarkan...